Saturday, January 17, 2009

palestine

PALESTINA DI MATA MEREKA

Palestina, sebuah negara kecil dibagian barat Asia, merupakan sebuah negeri para Nabi. Dari sanalah pertama kali kiblat umat Islam, dari sana pula para nabi lahir. Tapi menurut sejarah, dari sanalah muncul beberapa permasalahan pelik berkaliber dunia.

Beberapa akhir ini, timbul suatu problem yang sangat menyita perhatian dunia. Agresi Israel ke Jalur Gaza mampu menyedot perhatian dunia kepada negara yang telah berhasil dipecah oleh Zionis Israel tersebut. Mulai dari negara-negara muslim yang tergugah dari mimpi panjang mereka, hingga kepada negara barat yang mulai menaruh simpati kepada Palestina akibat agresi tersebut. Tanpa terkecuali media-media yang ingin meliput secara ekslusif tentang agresi tersebut.

Pemberitaan yang muncul pada beberapa hari terakhirpun tak luput dari masalah yang ada di Palestina. Media-media elektronik maupun cetak berusaha menghadirkan berita langsung dari jarak dekat. Dengan menempuh resiko yang tinggi, mereka hadir langsung ke wilayah operasi militer Israel. Semenjak dimulai pada tanggal 27 Desember 2008, agresi tersebut telah menelan korban lebih dari 1000 nyawa. Menurut pemberitaan terakhir pada Jum'at, 16 Januari 2009, kondisi kota Gaza sangat berantakan. Gedung apartemen hancur, sekolah dibom, masjid menjadi sasaran tembak roket-roket biadab kaum Zionis ini.

Berbedanya pemberitaan yang terjadi, bukan karena ruwetnya persoalan yang ada di lapangan. Melainkan berbedanya ideologi dan kebijaksanaan yang berlaku pada media yang bersangkutan. Dalam hal ini bisa kita lihat berbedanya isi berita antara Kompas, Media Indonesia dan Republika.

Melihat latar belakang dari ketiga media massa tersebut, berbedanya isi pemberitaan merupakan hal yang biasa. Berita terkini dari ketiganya sangatlah menampakkan bahwa ketiganya adalah media yang berbeda ideologi. Mengenai kekejian Israel terhadap Palestina, Kompas menuliskan tentang tulisan yang menjurus untuk mengajak para pembaca setianya berpikir bahwa perjuangan Palestina telah berakhir. Kompas pada edisi Jum'at, 16 Desember 2009 memberitakan bahwa Gaza City telah bisa dilumpuhkan oleh tentara Zionis. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa mereka ingin mempengaruhi pembaca untuk berpendapat sama dengan Kompas dalam menanggapi kondisi terkini tentang Gaza.

Pemberitaan tentang Gaza antara Kompas dengan media lain sangatlah berbeda. Ketika Media Indonesia yang memberitakan hanya mengenai masalah gencatan senjata yang berlangsung alot, justeru Kompas "dibantah" dengan pemberitaan dari Republika yang notabene merupakan media massa berideologi Islami. Republika memberitakan tentang kondisi Gaza yang bahkan masih sulit ditembus oleh milter Israel. HAMAS yang menguasai Gaza masih melakukan perlawanan sengit kepada Israel.

Perbedaan ini sangat mencolok mengingat pemberitaan tersebut diterbitkan pada waktu yang sama. Hal ini justeru akan membuat pembaca bingung dalam memberikan persepsi tentang kondisi Gaza. Kompas yang melihat dari sisi lain setidaknya bisa memberikan konfirmasi ataupun keterangan yang lebih spesifik. Kompas yang sudah masyhur sebagai salah satu koran nasional, secara tidak langsung sudah "terbantahkan" oleh pemberitaan dari Republika.

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa setiap berita harus kita cerna dengan seksama. Kita tidak boleh hanya terpaku pada satu media saja. Berikut ini kami kutipkan naskah pemberitaan Kompas.

GAZA JATUH KE TANGAN ISRAEL

Jumat, 16 Januari 2009 | 00:16 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Trias Kuncahyono dari Rafah

RAFAH, JUMAT — Setelah pertempuran sengit seharian, akhirnya Gaza City, ibu kota Jalur Gaza, jatuh ke tangan Israel. Tank-tank Israel pun memasuki kota itu, Jumat (16/1).

Mengiringi momen tersebut, sempat terdengar lima kali ledakan bom yang disambut dengan rentetan tembakan, tetapi lokasi pastinya tak diketahui.

Sebelumnya diberitakan, puluhan truk pembawa bantuan kemanusiaan antre untuk masuk Jalur Gaza lewat pintu Gerbang Rafah, Mesir, Kamis petang atau malam waktu Indonesia. "Petang ini situasi di Rafah tenang. Tidak ada serangan pesawat tempur Israel. Biasanya daerah ini menjadi sasaran gempuran. Serangan udara hanya terjadi pada Kamis pagi," kata Trias dalam surat elektroniknya.

Sementara itu, ambulans pembawa korban tak henti-hentinya keluar dari Jalur Gaza. Sirene terus meraung-raung. Sayup-sayup terdengar bunyi rentetan tembakan senjata dari Jalur Gaza.

Seiring dengan kondisi itu, tank-tank Israel dikabarkan telah memasuki Gaza City sebagai tanda didudukinya ibu kota Jalur Gaza tersebut.